Sabtu, 19 Mei 2012

tes antropometri


BAB II
PEMBAHASAN
A.        Pengertian Tes Antropometri
Sebagian besar penelitian terdahulu dalam bidang pembuatan dan pengembangan pengukuran ( measurement) adalah tentang umur, tinggi dan berat serta tipe badan seseorang. Tes Antropometri ialah tes untuk mengetahui komposisi tubuh maupun bentuknya atau pengukuran atas struktur tubuh manusia. Tujuan akhir dari pengukuran antropometri adalah menetapkan bentuk atau tipe badan seseorang. Tipe badan bagi seseorang sebelum ia bekerja adalah penting, karena dengan tipe badan yang ideal untuk  jenis pekerjaan tertentu dapat meningkatkan capaian keberhasilan kerjannya. Dengan tes antropometri akan dapat mengetahui pertumbuhan badan seseorang normal atau tidak, kekurangan-kekurangan serta upaya pertumbuhan badan secara ideal. Beberapa pengukuran antropometri pokok/dasar antara lain :
1. Berat Badan ( Body Weight )
2. Tinggi Badan ( Stature Hight )
3. Tinggi Duduk ( Sitting Height )
4. Lebar Bahu ( Bi-acromiale diemeter )
5. Lebar Pinggul ( Bi-ilium diameter )
6. Lebar Sendi Siku ( Bi-epicondilar diameter humerus )
7. Lebar Sendi Lutut (Bi-epicondilar diameter femur )
8. Tebal Lemak Kulit ( skinfold caliper )
Pengukuran antropometri melalui penentuan komposisi tubuh sampai sekarang terus berkembang. Dalam pengukuran antropometri adapun dua jenis tes yang akan dibahas dalam penentuan komposisi tubuh yaitu Indeks Masa Tubuh dan Quimby Weight Analysis Test.
B.        Uraian Ahli Tentang Antropometri
Beberapa uraian dari para ahli yang telah melakukan penelitian dalam bidang pengukuran antropometri yaitu antara lain:
1. Hipocrates ( 400 SM )
                        Hipocrates mengelompokan tipe badan menjadi dua kategori yaitu tinggi dan pendek, serta kurus dan gemuk.
                        2. Cromwell ( 1860 )
                        Cromwell melengkapi penelitiannya terhadap pertumbuhan anak –anak sekolah berumur 8 sampai dengan 18 tahun dan menemukan bahwa anak laki-laki lebih pendek dan ringan daripada anak perempuan pada usia 11-14 tahun. Dicatat pula bahwa setelah umur 14 tahun, anak laki-laki menjadi lebih tinggi dan berat, serta dilanjutkan dengan pertumbuhan yang lebih betahan lama di banding anak perempuan.
                        3. Edward Hitchcock ( 1861 )
                         Edward Hitchcock dari Amerika Serikat, memulai mengumpulkan data antropometri dan pada akhirnya ia dikenal sebagai tokoh terkemuka dalam pengukuran antropometri tahun 1860-1880.
                        4. Dudley A Sargent ( 1878 )
                         Dudley A Sargent ( 1873-1880 ) memulai program pengukuran antropometri terhadap Mahasiswa Universitas Harvard. Data tersebut diperoleh melalui penyelidikan selama kurun waktu 15 tahun dan kemudian data-data tersebut diorganisasikan dalam bentuk Tabel Persentil yang merupakan standar yang disusun atas dasar pengukuran antropometri dan kekuatan mahasiswa putra dan putri pada berbagai umur diprguruan tinggi tersebut.


                        5. Kretschmer ( 1925 )
Kretschmer ialah pakar antropometri yang berhasil secara cemerlang mengidentifikasikan tipe berat badan dan masih dikenal hingga sekarang. Kretschmer adalah seorang pakar yang bekerja paling awal dalam bidang ini dan berhasil mengelompoan tipe badan menjadi tiga kategori yaitu : asthenis, atletis dan piknis. Disamping berhasil melakukan pengelompokan ia juga berupaya berhubungan keterkaitan antara tipe-tipe badan tersebut dengan kepribadian (personality). Kretschmer mengelompokkan manusia atas dasar bentuk badannya menjadi tiga tipe dengan karakteristik masing-masing sebagai berikut:
a. Asthenis ( tipe kurus )
·         Badan langsing kurus
·         Rongga dada kecil, sempit dan pipih
·         Lengan dan tungkai kurus
·         Muka bulat telur
·         Berat badan relatif kurang
b. Atletis ( tipe berotot )
·         Tulang dan otot tampak kuat
·         Badan kokoh dan tegap
·         Tinggi badan cukup
·         Bahu lebar, dada besar serta kuat
·         Muka bulat telur, badan lebih pendek daripada tipe asthenis


c. Piknis ( tipe berlemak )
·         Badan agak pendek
·         Dada membulat, perut besar dan bahu tidak lebar
·         Leher pendek dan kuat
·         Lengan dan kaki agak lemah
·         Banyak lemak sehingga otot dan tulang tidak tampak nyata.
d. Displatis
Tipe displatis merupakan penyimpangan dari ketiga tipe tersebut diatas yaitu seseorang yang memiliki ciri tinggi besar ( gigantisme ) dan seorang yang memiliki ciri orang kerdil (kritinisme).
                        6. Sheldon
Dalam teorinya, Sheldonmengemukakan bahwa struktur fisik merupakan aspek utama yang berpengaruh terhadap prilaku manusia. Yang menjadi landasan untuk mementingkan struktur fisik beserta pengukuran-pengukurannya adalah keyakinan yang kuat bahwa faktor keturunan biologis adalah sangat penting dalam mempengaruhi perilaku.
Menurut Sheldon, terdapat tiga tipe badan yaitu :
a. Eksomorf, dengan karakteristik :
·         Jangkung
·         Dada kecil dan pipih
·         Lemah
·         Otot tidak tampak berkembang

b. Mesomorf, dengan karakteristik :
·         Kokoh dan kuat
·         Otot kelihatan bersegi
·         Tahan sakit
·         Tipe ini umumnya dimiliki oleh olahragawan atau atlet, pengembara ( adventurer ) dan prajurit.
c. Endomorf, dengan karakteristik :
·         Gemuk
·         Lemah lembut
·         Tinggi badan relatif pendek
C.        Jenis Tes Antropometri
Terdapat berbagai pengukuran yang dapat dilakukan untuk melakukan pengukuran antropometri yaitu :
1. Quimby Weight Analysis Test
Tes ini bertujuan untuk menafsirkan berat badan ( weight estimated ) pada anak berumur 16-22 tahun melalui pengukuran tinggi badan, lebar bahu, lebar dada, pengerutan rongga dada ( chest depth ) dan lebar pinggul. Adapun cara melakukan tes quimby weight analysis test ialah :
a.       Tinggi badan ( height ) diukur dalam posisi berdiri dengan sikap sempurna tanpa alas kaki dalam satuan ukuran inci.
b.      Lebar bahu ( sholder width ) diukur dari ujung acromion yang satu ke ujung acromion lainnya dalam posisi normal.
c.       Lebar dada ( chest width ) diukur dengan alat caliper pada permukaan susu dengan pernapasan normal.
d.      Pengerutan rongga dada ( chest depth ) di ukur dengan alat caliper pada bagian dada dari sisi luar susu yang satu ke bagian sisi luar susu yang lainnya dalam pernapasan normal.
e.       Lebar  pinggul ( hip width ) di ukur dari depan dengan jarak antara tonjolan illium yang satu ke tonjolan illium yang lainnya.
Gambar  C-120 Slim Guide Caliper yang dipergunakan untuk mengukur ketebalan lemak.

Gambar  Large C shaped antropometer yang digunakan untuk mengukur lebr bahu.



2. Indeks Massa Tubuh ( IMT )
Indeks Massa Tubuh ( IMT ) adalah berat badan kilogram dibagi tinggi badan kuadrat dalam meter. Indeks massa tubuh merupakan cara untuk menggambarkan berat badan dalam hubungannya dengan tinggi badan. Prosedur pelaksanaan tes sebagai berikut :
a.       Berdiri tegak lurus 
b.      Pandangan lurus kedepan
c.        Saat pengukuran berat badan, atlet atau orang coba menggunakan pakaian seminim mungkin. Tinggi badan satuan alatnya adalah Cm, berat badan satuan alatnya adalah kilogram (Kg)
d.      Alat yang digunakan, antropometer, meteran yang sudah ditera dan timbangan yang sudah ditera.
 
D.        Pengukuran Antropometri
1. Quimby Weight Analysis Test
Data dari hasil pengukuran kelima pada tes Quimby Weight Analysis selanjutnya dapat dikonversikan ke dalam rumus Quimby untuk menentukan estimasi berat badan setiap peserta tes yaitu :

EW = {( a.H + b.SW + c.CW + d.CD + e.HW) – f }
 
Rumus:

Keterangan :
EW                  : Estimated Weight
a,b,c,d,e,f        : angka atau bilangan konstanta
H                     : Height atau tinggi badan
SW                  : Sholder Width atau lebar bahu
CW                  : Chest Width atau lebar dada
CD                  : Chest Depth atau pengerutan rongga dada
HW                 : Hip Width atau lebar pinggul
Umur
( Tahun )
Angka Konstanta
a
b
c
d
e
f
16 ¼
1,82
4,19
5,38
7,99
5,07
225,39
16 ¾
1,03
4,70
5,52
8,82
5,10
189,61
17 ½
2,14
3,71
5,93
5,49
2,59
199,45
18 ½
1,91
4,89
8,86
7,80
1,22
229,39
19 ½
2,18
4,26
7,16
8,20
0,612
217,37
20 ½
2,16
6,28
8,08
7,50
1,30
257,29
21 ½
1,08
5,25
8,37
9,09
5,7
229,33
22 ½
2,23
0,489
13,4
9,43
1.34
214,154
Tabel 01.Substitusi Angka Konstanta untuk rumus Quimby Weight Analysis Test.
Keterangan :
-          Kriteria skor estiminasi berat badan normal adalah 100-150

2. Indeks Massa Tubuh ( IMT )
Indeks massa tubuh  digunakan untuk memprediksi status gizi anak usia sekolah yaitu keadaan obesitas. Ada beberapa rumus yang dipergunakan dalam pengukuran antropometri untuk mengetahui berat ideal serta batas dari kewajaran berat seseorang yaitu :
a. Dikalangan Medis dan Olahraga
Dalam pengukuran berat badan ideal di kalangan medis dan olahraga menggunakan rumus yaitu :


Standar berat badan ideal ( Brocce Formula )

Berat Badan ideal = 90 % X ( Tinggi Badan – 100 )

 
 

Berat Badan ideal = ( Tinggi Badan – 100 ) - 10%

 
Atau ,


- Berat Badan Max  = 120 % X ( Tinggi Badan – 100 )
- Berat Badan Min = 80 % X ( Tinggi Badan – 100 )

 
Batas Kewajaran



                        b. Dikalangan Militer ( TNI/POLRI )
Dalam proses seleksi calon TNI/POLRI menggunakan rumus berat badan ideal yaitu :



Berat badan Ideal = Tinggi badan - 110

 
 


                       
                        Dalam kalangan medis dan olahraga memiliki rumus yang sama sedangkan dalam kalangan militer menggunakan rumus berat badan ideal yang berbeda dari kalangan medis dan olahraga karena dalam kalangan militer dipergunakan untuk memproleh berat badan minimal dari individu tersebut.
Contoh  pengukuran Indeks Massa Tubuh ( IMT) :
Pak Adi seseorang yang memiliki berat badan 90 kg dengan ketinggian badan 172 cm merasakan keanehan pada berat badannya dan terkadang ia sulit bekerja karena keadaan badannya yang dia rasakan terlalu berat, maka dari itu bantulah Pak Adi untuk mengetahui berat badan ideal, maksimum dan minimalnya!
Jawab :      
Dari data tes yang telah terkumpul diketahui Pak Adi memiliki berat badan = 90 Kg dengan Tinggi badan = 172 cm.
Maka :
BB ideal = 90% x (TB -100 )
= 90% x ( 172 – 100 )
= 90/100 x 72 = 64, 8 kg
Berat badan max = 120 % x (TB – 100 )
     = 120%x (172-100 )
     = 120/100 x 72 = 86.4 kg
Berat badan min = 80 % x (TB – 100 )
 = 80% x ( 172 – 100 )
 = 80/100 x 72 = 57,6 kg
Dari hasil yang diperoleh Pak Adi seharusnya memiliki berat badan ideal 64,8 kg, berat maksimal 86,4 kg dan berat minimal 57,6 kg karena berat badan Pak Adi 90 kg berarti Pak Adi melebihi dari berat badan maksimal itu berarti Pak Adi terlalu gemuk sehingga kegemukan itu mengganggunya dalam melaksanakan pekerjaannya.

Dari data yang diperoleh dari pengukuran tinggi dan berat badan, akan dapat diperoleh juga data Indeks Masa Tubuh.Yaitu dengan rumus IMT sebagai berikut :



IMT= BB kg / ( TB )²m

 
 


Keterangan :
IMT= Indeks Massa Tubuh ( Kg/m)
BB = Berat Badan ( Kg )
TB = Tinggi Badan ( cm )

Ketentuan IMT:
Underweight = 12 - 19 kg/m
Ideal = 20 - 25 kg/m
Overweight = 26 - 29 kg/m
Obesitas = > 29 kg/m.
Contoh :
Dari hasil pengukuran pertama  Pak Adi dengan  BB = 90 Kg dan TB = 172 Cm diketahui bahwa ia melewati batas berat badan maksimumnya dan bagaimanakah dengan IMTnya ??
Jawab :
IMT = BB kg / (TB)²m
= 90 kg / ( 1,72)²m
= 90 kg/ 2,95 m = 30,50 kg/m
            Dari hasil tes kedua diproleh bahwa Pak Adi memiliki Indeks Massa Tubuh yaitu 30,50 kg/m, dalam ketentuan IMT melebihi 29kg/m dinyatakan dengan obesitas, berarti Pak Adi mengalami obesitas yang menyebabkan ia merasakan keanehan pada badannya.
























BAB III
PENUTUP
A.        Simpulan
            Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan :
1.      Tes Antropometri ialah tes untuk mengetahui komposisi tubuh maupun bentuknya atau pengukuran atas struktur tubuh manusia.
2.      Banyak ahli yang telah melakukan penelitian dan menguraikan tentang pengukuran antropometri antara lain :
a.       Kretschmer ( 1925 ), Kretschmer mengelompokkan manusia atas dasar bentuk badannya menjadi tiga tipe dengan karakteristik masing-masing sebagai berikut:
1.      Asthenis ( tipe kurus )
·         Badan langsing kurus
·         Rongga dada kecil, sempit dan pipih
·         Lengan dan tungkai kurus
·         Muka bulat telur
·         Berat badan relatif kurang
2.      Atletis ( tipe berotot )
·         Tulang dan otot tampak kuat
·         Badan kokoh dan tegap
·         Tinggi badan cukup
·         Bahu lebar, dada besar serta kuat
·         Muka bulat telur, badan lebih pendek daripada tipe asthenis.
3.      Piknis ( tipe berlemak )
·         Badan agak pendek
·         Dada membulat, perut besar dan bahu tidak lebar
·         Leher pendek dan kuat
·         Lengan dan kaki agak lemah
·         Banyak lemak sehingga otot dan tulang tidak tampak nyata.
4.      Displatis
Tipe displatis merupakan penyimpangan dari ketiga tipe tersebut diatas yaitu seseorang yang memiliki ciri tinggi besar ( gigantisme ) dan seorang yang memiliki ciri orang kerdil (kritinisme).
b.      Sheldon, Menurut Sheldon, terdapat tiga tipe badan yaitu :
1.      Eksomorf, dengan karakteristik :
·         Jangkung
·         Dada kecil dan pipih
·         Lemah
·         Otot tidak tampak berkembang
2.      Mesomorf, dengan karakteristik :
·         Kokoh dan kuat
·         Otot kelihatan bersegi
·         Tahan sakit
·         Tipe ini umumnya dimiliki oleh olahragawan atau atlet, pengembara ( adventurer ) dan prajurit.
3.      Endomorf, dengan karakteristik :
·         Gemuk
·         Lemah lembut
·         Tinggi badan relatif pendek
3.      Dalam pengukuran antropometri digunakan dua jenis tes yang untuk mengetahui keadaan berat badan seorang yaitu :
a. Quimby Weight Analysis Test
b. Indeks Massa Tubuh ( IMT ).
4.     

EW = {( a.H + b.SW + c.CW + d.CD + e.HW) – f }
 
 Untuk pengukuran antropometri menggunakan tes Quimby Weight Analysis dapat dilakukan dengan pengukuran tinggi badan, lebar bahu, lebar dada, pengerutan rongga dada ( chest depth ) dan lebar pinggul yang mana hasil dari tes tersebut kemudian di substitusikan kedalam rumus Quimby Weight Analysis Test yaitu :

Keterangan :
EW                  : Estimated Weight
a,b,c,d,e,f        : angka atau bilangan konstanta
H                     : Height atau tinggi badan
SW                  : Sholder Width atau lebar bahu
CW                  : Chest Width atau lebar dada
CD                  : Chest Depth atau pengerutan rongga dada
HW                 : Hip Width atau lebar pinggul.
Untuk  pengukuran antropometri dengan menggunakan tes Indeks Massa Tubuh ( IMT ) dapat dilakukan dengan menggunakan timbangan dan meteran untuk mengetahui berat badan dan tinggi tubuh seorang yang diamati, kemudian data tersebut disubstitusikan kedalam  rumus  IMT yaitu :

Berat Badan ideal = 90 % X ( Tinggi Badan – 100 )

 
Standar berat badan ideal ( Brocce Formula )


- Berat Badan Max  = 120 % X ( Tinggi Badan – 100 )
- Berat Badan Min = 80 % X ( Tinggi Badan – 100 )

 
Batas Kewajaran





IMT= BB kg / ( TB )²m

 
 
           
Keterangan :
IMT = Indeks Massa Tubuh ( Kg/m)
BB = Berat Badan ( Kg )
TB = Tinggi Badan ( cm )
Ketentuan IMT:
Underweight = 12 - 19 kg/m
Ideal = 20 - 25 kg/m
Overweight = 26 - 29 kg/m
Obesitas = > 29 kg/m.










B.        Saran-saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan ialah semoga makalah ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga dapat mempermudah dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran baik di lapangan maupun didalam ruangan serta semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.





















Daftar Pustaka
Nurhasan. 1999. Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Wahjoedi. 2001. Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Wahjoedi. 2000. Tes Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani Dan Olahraga. Ujung Pandang: BKS. PTN Indonesia timur.
http://www.google.co.id //80218213-Ringkasan-Tes-Dan-Pengukuran